Contoh perubahan proses bisnis/sosial akibat teknologi yang "melunturkan" nilai etika tradisional

1. Proses jual beli

a. Model Kerja

· Pada teknologi modern masa kini, jual-beli dilakukan di mal-mal seperti carefour ataupun melalui internet dengan menggunakan transfer rekening.

b. Nilai Etika Tradisional Yang Hilang

· Tidak adanya tawar menawar dalam proses jual-beli

· Kehilangan rasa saling mengenal dan silaturahmi antar pembeli dan penjual.

c. Penjelasan lebih lanjut

Jaman dahulu orang melakukan proses transaksi jual beli di pasar, disini terdapat seni/tradisi jual beli yaitu saling tawar menawar, karena kemajuan teknologi, orang-orang mulai melakukan proses jual-beli di mal-mal atau bahkan melakukan jual-beli di internet sejenisnya. Hal ini justru menghilangkan etika tradisional tawar menawar.dengan adanya mal-mal seperti carefour atau yang sejenisnya. Cara seperti ini kita sudah kehilangan seni/tradisi tawar menawar, karena di mal-mal tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar/harga pas dan secara tidak langsung kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi jadi kita tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual. yang otomatis kita tidak bisa bertemu dengan pembelinya.


2. Situs jejaring social/social engineering

a. Model kerja

· Pada masa kini, orang-orang lebih mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan situs jejaring social seperti facebook, twitter, friendster, dll

b. Nilai etika tradisional yang hilang

· Orang jadi lebih sering berada di dunia maya sehingga menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang.

· Sama seperti contoh “Orang berzakat melalui SMS”. Seperti implikasi silaturahmi yang tertunda.

· Hilangnya kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi

c. Penjelasan lebih lanjut

Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet? Bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah keuangan? Apakah akan di “umbar” di internet? Bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet? Bisa saja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.

Dengan adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut, tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai pengguna/pemakai sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.

0 komentar:

Posting Komentar